21.3.06

Pelajaran Hakikat Rasulullah (Mutiara Rasul 7)

Rasulullah SAW terlambat hadir di masjid untuk mengimami shalat Subuh, karena bermimpi mendapat pelajaran hakikat dari Alah SWT.

Sejak adzan Subuh berkumandang sampai menjelang fajar, Rasulullah SAW belum muncul di masjid. Para sahabat sudah gelisah. Beberapa sahabat diutus menemui Rasulullah SAW di rumahnya. Namun yang lain mencegah, sebab mereka yakin Rasulullah SAW akan hadir. Maka mereka pun menunggu Rasulullah SAW sembari membaca Al-Quran.
Tak lama kemudian, Rasulullah SAW masuk ke masjid dan memerintahkan salah seorang sahabat membaca iqamat. Kemudian beliau menjadi imam dan mempercepat shalatnya. Seusai salam, beliau membaca doa dengan suara keras. Suaranya yang jernih penuh wibawa menggetarkan para jemaah. Lalu beliau bersabda, ”Tetaplah kalian berada di shaf masing-masing.”
Rasulullah SAW lalu menghadap ke arah jamaah dengan pandangan yang sejuk. Wajahnya yang putih bersinar menandakan suasana hati yang sedang gembira. Matanya yang indah dan tajam menatap jamaah satu per satu. Para jamaah tertunduk, tak berani menatap wajah Rasulullah SAW yang agung.
Sejurus kemudian beliau bersabda, ”Aku akan memberi tahu kalian apa yang membuatku terlambat datang. Semalam aku bangun mengambil air wudhu, lalu mendirikan shalat. Dalam shalatku aku tertidur karena kantuk yang amat berat. Ternyata aku bermimpi bersama Allah SWT dalam rupa yang sangat gemilang.”
Setelah diam sejurus, beliau meneruskan sabdanya, “Dia berfirman, ‘Wahai Muhammad!’ Aku menjawab, ‘Labbaika ya Rabbi’.”
”Mengapa para malaikat berselisih?”
“Hamba tidak tahu.”
Lalu Rasululah SAW melanjutkan ceritanya, “Allah SWT bertanya sampai tiga kali. Kulihat Dia meletakkan telapak-Nya di atas bahuku, hingga dapat kurasakan dingin jari-jari-Nya di dadaku. Segala sesuatu tampak jelas di depanku, dan aku mengetahuinya. Lalu Dia berfirman lagi, ‘Wahai Muhammad...’.”
”Labbaika ya Rabbi.”
“Tentang apa para malaikat berselisih?”
”Tentang penebus-penebus dosa.”
”Apa penebus dosa-dosa itu?”
”Langkah menuju kebaikan, duduk di masjid setelah shalat, mengguyurkan air wudhu pada saat-saat tidak disukai.”
”Tentang apa mereka berselisih?”
”Tentang memberi makan, ucapan yang lemah lembut, shalat malam ketika manusia tidur nyenyak.”
”Mintalah!”
”Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu taufik untuk mengerjakan hal-hal yang baik, meninggalkan yang munkar, mencintai orang-orang miskin, dan agar Engkau mengampuniku dan merahmatiku jika Engkau hendak menimpakan cobaan.”
Setelah itu Rasulullah SAW membaca sebuah doa pendek yang semalam dipanjatkan kepada Allah SWT, ”Allahuma inni as-aluka khubaka wa hubba man yukhibbuka wa kulla ‘amalin yuqarribuni illa khubbika.” (Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kecintaan-Mu dan kecintaan orang yang mencintai-Mu, serta kecintaan kepada amal yang mendekatkan kepada kecintaan kepada-Mu).
Kemudian, dengan suara sangat pelan – sementara matanya yang mulia berkaca-kaca – Rasulullah SAW mengakhiri sabdanya, ”Ini adalah pelajaran hakikat. Maka pelajarilah!”
AST

Ketika ditanya tentang iman, Rasulullah SAW bersabda, “Iman adalah kesabaran dan suka memaafkan.” (HR Ahmad, Thabrani, dan Ibnu Hiban)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home