22.2.06

Adzan

Assalamu'alaikum Wr.WbAllahumma inna nas-aluka ziyadatan fid dini wabarakatan fil ‘umri wa shihhatan fil jasadi wa sa’atanfir rizqi wa tawbatan qablal mauti wa syahadatan‘indal mawti wa maghfiratan ba’dal mawti wa ‘afwan‘indal hisabi wa amanan minal ‘adzabi wa nashibanminal jannati war zuqnan nadhara ila wajhikal karim.Wa shallallahu ‘ala sayyidina muhammadin wa alihi washahbihi wa sallam subhana rabbika robbil ‘izzati‘amma yashifuna wa salamun ‘alal mursalina wal hamdulillahi rabbil ‘alamin. ‘Adada kholqihi wa ridhonafsihi wa zinata ‘arsyihi wa midada kalimatihi.(Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mukelebihan dalam agamaku, keberkahan di dalam umur,kesehatan jasmani, kelapangan rezeki, bertobat sebelummenemui kematian, mengucapkan syahadat ketika akanmati, mendapatkan pengampunan setelah mati,mendapatkan kemudahan ketika ditegakkannya hisab dankeselamatan dari azab, serta mendapatkan kehidupansurga, dan berikanlah pada kami dapat melihat padazat-Mu, Yang Mahamulia.Semoga selawat dan salam Engkau limpahkan kepadapemimpin kami, Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga danpara sahabatnya. Mahasuci Tuhanmu, Tuhan yang muliadari apa-apa yang mereka sifati, dan salam atassekalian utusan Allah dan segala puji bagi Allah,Tuhan sekalian alam. Sebanyak ciptaan-Nya, sebanyakkeridaan atas diri-Nya, sebanyak para penjagaArsy-Nya, dan sebanyak tinta ayat-ayat suci-Nya.)

Saya punya pengalaman pribadi yang berkaitan dengankumandang Adzan. Kisah ini pernah saya tulis padarubrik sentuhan Kalbu di majalah AlKIsah no10/III/2005.
Saya bangga dengan tulisan ini, sebab tulisan ini yang mengantarku menjejakan kaki di tanahBetawi... Dan tulisan tersebut saya kerjakan di tempat Zoelharman (Blok A).. seorang teman alumni Teknik Manajemen Industri 1996 UII
Thanks to zoel atas diskusi dantumpangan tidur malamnya...
Wallahul Muwaffik Illa Aqwamith Tharieq
Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Aji Setiawan

akhirnya selamat membaca...

Sentuhan Kalbu:

Keampuhan Suara Azan

Siang itu, mentari makin terik membakar tubuh. Apalagiaroma kemenyan dan minyak wangi mengurai ke seanterolapangan. Orang-orang tengah asyik menyaksikan atraksikuda lumping yang di daerah itu disebut jaran kepangatau jathilan. “Hiya… hiya… ya... ya… yao... yao… hiya,” teriakbeberapa pemain kuda lumping dengan penuh semangatmemacu kuda-kudaan sambil memutar-mutar cemetimengikuti irama gamelan yang ditabuh bertalu-talu.Makin lama ritmenya makin cepat.“Awas, jangan dekat-dekat! Nanti bisa kesurupan!”teriak penonton di pinggir lapangan.Kalau sudah kesurupan, tingkah pemain kuda lumpingtidak terkontrol dan menarik penonton sembaranganmasuk gelanggang. Anehnya, penonton yang terbawa arus,juga kesurupan. Kalau sudah demikian, keduanya bisamengeluarkan atraksi di luar batas kemampuan manusia,seperti mengupas kelapa dengan gigi, makankaca-beling, makan bara api, menggelindingkan tubuh diatas duri, dan lain-lain.Ditingkah irama lagu yang makin cepat, keringat punbercucuran membasahi tubuh pemain sehingga basahkuyup. Di lain pihak, penonton juga seperti tersihirdan tidak beranjak dari tempatnya berdiri. Tahu-tahumatahari telah berada tepat di atas ubun-ubun, dansuara azan berkumandang, tanda salat Zuhur telah tiba.Mendadak, di tengah suara azan, salah seorang pemainkuda lumping yang kesurupan itu berhenti beraksi.Matanya merah dan tatapannya liar. Tiba-tiba, tubuhnyakelojotan seperti kena sengatan listrik ribuan voltdan jatuh lunglai. Beberapa pawang pertunjukan itu menggotong pemain tadike luar arena dan menyemburkan air sarta meniuptelinganya dengan mantera. Biasanya langsung sadar,tapi kali ini tidak. Ini sungguh di luar kelaziman. Aku pulang sambil bertanya-tanya dalam hati. Benarkahsuara azan dapat menyadarkan orang kesurupan?Acara di lapangan desa itu merupakan bagian pestapanen padi yang menggelar berbagai atraksi. Ada pasarmalam, kesenian, dan berbagai lomba tradisional. Halitu berlangsung tiap tahun dan turun-temurun. Mengikat DajjalSekian tahun kemudian di Yogyakarta. Ketikaberlangsung orientasi mahasiswa, aku menghadapi salahseorang mahasiswa baru yang kesurupan di ruanginterogasi. Tidak ada yang berani mendekati, termasukpara senior yang bertugas “meneror” agar down. Katamereka, tempat ospek itu adalah kuburan yang diurukuntuk lapangan. Diperkirakan, mahasiswa baru itupikirannya kosong dan dirasuki makhluk halus yanggentayangan.Aku, sebagai orang yang dipercaya untuk seksikerohanian Islam, segera mengambil air wudu danmendekati mahasiswa itu. Sambil membaca lafaz azan,kutiup telinganya. Aneh, tiba-tiba mahasiswa tadimengerang keras dan kelojotan, sebelum akhirnya sadar.Aku jadi semakin yakin, suara azan dapat menyadarkanorang kesurupan.Tugasku memang melakukan penyegaran kepada mahasiswabaru yang down akibat dibentak-bentak para seniornya.Sekian tahun kemudian di Jakarta. Kami, sekitar 30peserta dari penjuru tanah air, mengikuti pelatihanjurnalisme radio di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur.Kami menginap di hotel dekat taman Prumpung. Saat kamisedang ngobrol, tiba-tiba seorang peserta kelojotan.Mukanya kaku, tatapan matanya liar, dan suaranyamenggeram seperti harimau. Ia kesurupan. Beberapapeserta perempuan menjerit ketakutan dan berhamburankeluar ruangan. Puncak kesurupan itu adalah hancurnya beberapa piringdan gelas yang ada di atas meja oleh bantingan orangyang kesurupan itu. Panitia dan pengelola hotelbingung. Ketika didekati, peserta yang kesurupan itujustru memperlihatkan sikap yang hendak menerkam.Aku segera mengambil air wudu. Dan sambil melafalkanSurah An-Nas, kupegang tangannya. Kemudian kutiuptelinganya kanan dan kiri sambil melafalkan azanpelan. Begitu azan berakhir, ia siuman. Suatu ketika, seorang kawan yang lama mondok dipesantren bercerita, suara azan mengikat Dajjal denganrantai besi. Konon, Dajjal selalu menggigit rantaibesi itu namun berhenti ketika mendengar suara azan,dan rantai besi itu utuh kembali. Dajjal akan keluarke bumi ketika seluruh manusia tidak mengumandangkanazan. Dan hari itu adalah hari kiamat. Nau’dzubillahimin dzalik!Pengalamanku itu menempatkan diriku sebagai “penjagaorang kesurupan”, terutama ketika teman-temanmengadakan acara di kawasan yang wingit atau didugabanyak dihuni roh halus. Padahal sudah berkali-kali aku katakan, menyadarkan orang kesurupan itusebenarnya mudah. Yakni, dengan cara menenangkan diriorang tersebut. Kuncinya, kita juga mesti tenang danyakin bisa menyadarkan orang. Secara batin, orangkesurupan itu tubuhnya digerakkan oleh alam bawahsadar yang mengalami tekanan mental atau stressor. Azan, selain memanggil orang untuk menunaikan salat,ternyata juga dapat menyadarkan orang kesurupan.Setidaknya, itulah keyakinanku. (*)Aji Setiawan, S.T.Dan ada sebuah hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa suara adzan membuat setan dan jin lariterbirit-birit...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home