1.3.06

Gunawan Sudrajat (Sosok Artis 1)

Gunawan Sudrajat

Mensyukuri Hidup dengan Salat

Artis ganteng ini tak pernah melupakan salat lima waktu, meski memiliki jadwal kegiatan yang cukup padat.

Pagi itu, ia sedang bersiap-siap berangkat ke TransTv. Sudah dua tahun ini ia harus berangkat pagi-pagi sekali untuk membawakan acara Sentuhan Qalbu, program bernuansa Islam yang ditayangkan setiap jam enam pagi. Dialah Gunawan Sudrajat, yang wajahnya sudah tak asing lagi di layar kaca.
Ia salah seorang idola para remaja saat ini. Maklum, wajahnya ganteng, tubuhnya atletis, murah senyum lagi. Pria kelahiran Jakarta, 12 Januari 1973, ini ayah Aghma Khayru Akheyla, 1,5 tahun, buah pernikahannya dengan Sybilla.
Gunawan sudah lama menempuh karier dalam industri hiburan. “Sejak 1993 saya bekerja di sebuah butik untuk membiayai kuliah. Namun, nasib membawa saya ke jurusan lain. Saya ketemu seseorang yang membantu terjun ke dunia model. Dan, alhamdulillah, dari dunia model saya banyak menerima tawaran iklan,” tuturnya.
Meski sudah mulai sibuk, Gunawan tidak melupakan kuliahnya. Ia membiayai kuliah dengan uang yang diperoleh sebagai model iklan. Ketika itu ia kuliah di Fakultas Ekonomi Jurusan Perbankan, Universitas Dharma Persada, dan lulus pada 1999.
Empat tahun sebelumnya, 1995, merupakan tahun bersejarah baginya. Ketika itulah untuk pertama kalinya ia direkrut buat bermain sinetron berjudul Pramugari (ditayangkan di TPI), kemudian berperan dalam film Lupus sebagai figuran. “Alhamdulillah, lewat peran-peran itu saya bisa diterima publik,” ujarnya.
Kini kariernya semakin menanjak. Tawaran bermain sinetron dan bintang iklan berbagai produk pun berdatangan. Itulah sebabnya ia selalu bersyukur. “Hidup ini bisa tenang bila kita selalu bersyukur kepada-Nya,” katanya. Termasuk menunaikan salat. Ia punya moto, ”Berdoa, berikhtiar, dan bersyukur.” Namanya mulai mencuat ketika ia bermain dalam sinetron Hikmah, yang ditayangkan di layar RCTI pada bulan Ramadan lalu.
”Salat itu merupakan ungkapan rasa syukur kita kepada Allah. Paling cuma lima menit, masa nggak bisa, sih?” katanya lagi.
Salat yang paling khusyuk yang pernah ia rasakan ialah sewaktu masih duduk di kelas lima sekolah dasar. “Ketika itu tiba-tiba saya melihat ada cahaya bertuliskan Allah lewat di depan wajah saya. Apakah itu hidayah? Saya tidak tahu. Tapi intinya, saya diingatkan agar selalu bertakwa, dan bagaimana membuat salat menjadi keharusan,” tuturnya.
Pada tahun 2000, ketika menunaikan ibadah umrah, ia mengalami banyak hal yang menakjubkan. “Ketika itu bulan Ramadan. Saya melakukan tawaf untuk Ibu pada putaraan kedua; putaran pertama untuk diri saya sendiri. Pada putaran kedua, tiba-tiba seorang nenek berkerudung hitam memberi jalan di tengah jemaah umrah yang berdesakan sehingga saya bisa berjalan lancar,” tuturnya.
Kemudahan itu membuat dia menangis. Ibadah umrah untuk sang ibu, dan diberi jalan oleh seorang ibu pula. Tawaf dibantu oleh nenek berkerudung itu berlangsung cukup lama, bahkan ia pun sempat dijaga oleh asykar, tentara Arab Saudi yang menjaga keamanan di Masjidilharam. “Itulah salah satu pengalaman saya yang sangat berharga,” kenangnya.
Dengan mudah ia juga berhasil mencium Hajar Aswad. “Ketika itu perasaan saya sangat bahagia. Tidak mungkin saya bisa mencapai Hajar Aswad tanpa kemudahan itu. Lama juga menciumnya, dan saya berdoa untuk Ibu,” tambahnya.
Ibu Gunawan, Cucu Rodiyah, memang sudah almarhumah, sementara ayahnya, Ajad Sudrajat, masih segar bugar. Gunawan adalah anak ke-13 dari 16 bersaudara.

AST/Ft. AST

1 Comments:

At 4:40 PM, Blogger Xis said...

I must admit that Gunawan is my idol and he inspires me in many ways. Never met him in real life, but the first time I came to learn about him was from the drama "Hikmah" when it was first shown in Malaysia back in 2005 or so. Since then, I've been one of his biggest fans. He is one of the best actors Indonesia ever has. Hopefully I'll get to meet him personally someday soon. Ohh.. One more thing, I share the same date of birth with him, but I'm a little younger than him. ;)

 

Post a Comment

<< Home